
Tutu Kalikuma dimainkan oleh anak-anak perempuan berusia sekitar 6-12 tahun. Setiap pemain harus sudah hafal lagu dan dialog. Pada awal permainan, anak-anak duduk bersila, telapak tangan digenggam dengan posisi tersusun tegak lurus. Seorang pemimpin bernyanyi sambil memukul tumpukan kepalan tangan temannya. Pada setiap akhir lagu, genggaman yang dibawah dibuka. Bersamaan dengan itu terjadi dialog antara pemimpin dengan pemain dalam bentuk tanya jawab.
Selama permainan, anak-anak melantunkan lagu Tutu Kalikuma dengan syair sebagai berikut:
Tutu Kalikuma ma
Sa anggo ngo
Wai lele le
La jami mpako
Kadui ma mpiki
La hasa nggero
Ma doho di nggaro
Kapela sara goa gopa
Ina na’e gepu
Liki ka nggoi
Ese fiko nahu
Wio wao
Salaja wau
Kido kado
Salaja kodo
Kini Tutu Kalikuma sudah ditinggalkan oleh para pendukungnya. Sejak berabad-abad lamanya permainan ini digemari dan digeluti masyarakat Bima. Apakah ini kesalahan proses regenerasi atau kah memang pengaruh permainan modern dan import yang gencar merambah ruang kehidupan anak-anak zaman sekarang ? Satu hal yang pasti, perlu upaya pelestarian melalui pendidikan, apalagi ada mata pelajaran MULOK di sekolah-sekolah. Ayo, siapa yang peduli melestarikan ini mari kita menuangkan ide dan gagasan….!
Tuch permainan faforitku sewktu kecil,,,,,,,,,
BalasHapuslow dalm artian bahasa indonesia TUTU KALIKUMAMA TUW PHA????
BalasHapusWaaahhhh.... blognya bgus!!!
BalasHapus